Pemkot Parepare dan Program PAIR Australia-Indonesia Centre Bahas Bersama Draf RPJP 2025-2045

Komentar Dinonaktifkan pada Pemkot Parepare dan Program PAIR Australia-Indonesia Centre Bahas Bersama Draf RPJP 2025-2045

Pemkot Parepare dan Program PAIR Australia-Indonesia Centre Bahas Bersama Draf RPJP 2025-2045

PAREPARE — Pemerintah Kota Parepare melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) melakukan Diskusi Publik Draft Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2025-2045 bersama Program PAIR, Australia-Indonesia Centre (AIC).

Diskusi publik melalui virtual (daring) ini berlangsung di Ruang Rapat Bappeda Parepare, Selasa, 12 Desember 2023.

Diskusi publik diikuti Kepala Bappeda Parepare, Zulkarnaen Nasrun beserta Sekretaris Bappeda Dede Alamsyah Wakkang dan jajaran, serta SKPD terkait lingkup Pemkot Parepare.

Sementara dari Program PAIR, diikuti oleh Ketua Dewan Penasihat Riset PAIR, Prof Jamaluddin Jompa yang juga Rektor Universitas Hasanuddin, Koordinator Riset PAIR, Dr Hasnawati Saleh, para pakar peneliti Tim Riset PAIR, Tim Manajemen The Australia-Indonesia Centre. Juga turut dalam diskusi secara virtual, Konsul Jenderal Australia di Makassar, Mr Todd Dias.

Kepala Bappeda, Zulkarnaen dalam diskusi memaparkan tentang potensi dan permasalahan Parepare, termasuk memaparkan persoalan hingga 20 tahun ke depan. “Potensi Parepare itu antara lain wilayah, ekonomi, SDM, pengelolaan pemerintahan utamanya segi perencanaan,” kata Zulkarnaen.

Dalam diskusi mengerucut seputar bagaimana pemerintah daerah menyelaraskan perencanaan pembangunan daerah dan nasional dalam kerangka satu abad kemerdekaan. Dan bagaimana hasil-hasil riset yang relevan dapat memperkaya rancangan RPJP khususnya pada draf rancangan awal RPJP Parepare 2025-2045.

Konsul Jenderal Australia di Makassar, Mr Todd Dias dalam diskusi mengaku tertarik dengan potensi dan keunggulan Parepare sebagai kota terbesar kedua di Sulawesi Selatan.

Koordinator Riset PAIR, Hasnawati Saleh mengatakan, tujuan dari diskusi adalah untuk menyampaikan masukan berdasarkan hasil riset dari PAIR yang relevan dalam perencanaan awal RPJP Parepare.

“Sehingga riset yang telah dilakukan oleh PAIR tidak hanya menjadi wawasan akademis, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dan terukur dalam perumusan rencana pembangunan kota yang berkelanjutan,” ungkap Hasnawati.

Hasnawati mengemukakan, hasil dari pertemuan ini diharapkan dapat memperkaya rancangan RPJP Parepare 2025-2045 dengan memanfaatkan temuan dan rekomendasi studi-studi akademis yang relevan untuk kebijakan yang lebih baik.

The Australia-Indonesia Centre (AIC) sendiri menginisiasi program bernama PAIR (Partnership for Australia-Indonesia Research/Kemitraan Riset Indonesia-Australia) yang didanai oleh Pemerintah Australia (DFAT) dan didukung oleh Pemprov Sulsel.

Program PAIR untuk pertama kalinya berbasis di Sulsel khususnya sepanjang pembangunan kereta api Makassar-Parepare sejak November 2019 hingga Desember 2023.

PAIR adalah program riset di mana para peneliti bekerja erat dengan pemerintah (pusat, provinsi, dan kabupaten kota), bisnis lokal dan masyarakat untuk menemukan solusi interdisiplin dalam menjawab tantangan pembangunan di Sulsel.

Fokus PAIR pada empat tema riset besar yakni pertama transportasi, logistik, dan rantai pasok. Kedua, komoditas rumput laut. Ketiga, kalangan muda, kesehatan dan kesejahteraan. Dan keempat, kalangan muda dan keterampilan.

Selain itu, Program PAIR juga memberikan fokus khusus kepada isu COVID-19 (terutama terkait dampak dan upaya pemulihan kesehatan masyarakat), dan GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion).