Sekda Buka Review Meeting Program USAID

Komentar Dinonaktifkan pada Sekda Buka Review Meeting Program USAID

PAREPARE – Sekda Kota Parepare, Mustafa Mappangara, membuka kegiatan district planning dan review meeting program Urban Sector Development Reform Project (USDRP)  Prirotas. Acara ini berlangsung di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Parepare, Kamis, 29 Januari. Kegiatan ini digelar dalam rangka evaluasi pelaksanaan program USDRP di Kota Parepare selama tahun 2014 lalu, serta penyusunan program USDRP prioritas tahun 2015.

Hadir Koordinator USDRP Sulsel, Jamaruddin, Kepala Kantor Kementerian Agama Parepare, H Syafaruddin, serta para kepala sekolah dari 24 sekolah di Parepare yang menjadi mitra pelaksanaan program USDP Prioritas di Kota Parepare.

Pada kesempatan ini, Sekda Kota Parepare, Mustafa Mappangara yang didampingi Plt. Kadis Pendidikan, Husni Syam, mengatakan, mengapresiasi kehadiran program USDRP prioritas di Kota Parepare. Ia menyatakan keyakinanya, program USDRP dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan.  Karena itu, tambahnya, program ini idealnya tidak hanya dilaksanakan di 24 sekolah mitra, namun seluruh sekolah yang ada.

Ia juga mengungkap rencana pemerintah daerah meningkatkan nilai tingkat kelulusan siswa hingga 5,5, guna meningkatkan mutu pendidikan Parepare. Saat ini kata Mustafa, Kota Parepare merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menetapkan tingkat kelulusan dengan angka tertinggi, yakni 4,5.

Daerah lain kata mantan Kepala Dinas Pendidikan Parepare ini,  masih menetapkan tingkat kelulusan siswa mereka di bawah standar Parepare, yakni 3,5.

Koordinator USDRP Sulsel, Jamaruddin, mengatakan, titik tekan program USDRP prioritas adalah bagaimana merubah mindset dan paradigm proses pembelajaran di sekolah, sehingga lebih menarik, kreatif dan inovatif.

Saat ini kata dia, masih banyak sekolah dan guru yang lebih mementingkan menuntaskan materi ajar, ketimbang memberikan pemahaman yang utuh kepada siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan.
“Yang kita kejar adalah bukan bagaimana guru menuntaskan materi pelajaran, tetapi bagaimana materi yang ada diserap dengan baik oleh siswa. Jadi, guru tidak lagi dikejar kewajiban menuntaskan materi, tetapi bagaimana mereka mampu meningkatkan kompetensi siswa,” katanya.

Karena itu, tambahnya, dalam kegiatan pelatihan yang digelar pihaknya, guru-guru didorong mengusai materi yang menjadi kompetensi ajar. Selain itu, para guru juga diupayakan memiliki perubahan sikap dan karakter dalam mengajar.

“Kita berupaya bukan sekadar menberi modul. Kita ingin mereka berubah. Bagaimana hasil pelatihan yang kita berikan merubah karakter mereka, sehingga ketika selesai pelatihan, ada inspirasi yang membuat mereka bisa lebih baik,” katanya.