Bappenas Sosialisasikan Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019

Komentar Dinonaktifkan pada Bappenas Sosialisasikan Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019

IMG_8977Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dr. Ir. Dedy Supriadi Priatna, MSc bersama dengan Ketua Umum Masyarakat Telematika (Mastel) Indonesia Dr. Setyanto P dan Ketua Harian Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Detiknas), Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA mensosialisasikan Rencana Pitalebar Indonesia (RPI) atau Indonesia Broadband Plan 2014-2019 di Ruang SS 1-2 Gedung Bappenas.

Acara ini dihadiri oleh berbagai stakeholders terkait diantaranya adalah perwakilanm Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Komunikasi dan Informasi, dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan PT. Infrastructure Asia. Selain itu, hadir pula dalam kesempatan ini sejumlah wartawan dari berbagai media nasional yang meliput kegiatan ini.

Menurut Dr. Dedy Supriadi Priatna, pembangunan pitalebar pada prinsipnya adalah membangun “jalan tol” internet untuk data dan informasi. Pemanfaatan akses internet berkecepatan tinggi melalui pengembangan pitalebar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan daya saing bangsa sehingga diyakini akan mempercepat transformasi ekonomi. Pitalebar dalam dokumen Rencana Pitalebar Indonesia (RPI) 2014-2019 didefinisikan sebagai akses internet dengan jaminan konektivitas selalu tersambung (always on) dan memiliki kemampuan mengirim suara, gambar, dan data dalam satu waktu (tripple-play) dengan kecepatan minimal 2 Mbps untuk akses tetap (fixed) dan 1 Mbps untuk akses bergerak (mobile).

Berdasarkan beberapa sumber, Dr. Dedy Supriadi Priatna memaparkan beberapa bukti kontribusi Pitalebar bagi pertumbuhan ekonomi, yaitu: 1) Penambahan 10% penetrasi pitalebar memicu pertumbuhan ekonomi sebesar 1,38% di negara berkembang dan 1,12% di negara maju; 2) Penambahan 10% akses pitalebar dalam setahun berkorelasi dengan peningkatan 1,5% produktivitas tenaga kerja dalam lima tahun; 3) Peningkatan 1% penetrasi pitalebar rumah tangga di Indonesia mengurangi pertumbuhan pengangguran 8,6%; 4) Penggunaan pitalebar dapat mengurangi emisi lingkungan hingga 25%; 5) Konsumsi energi pada kegiatan e-perdagangan (e-commerce) lebih hemat 30% dibandingkan retail tradisional; dan 6) TIK berpotensi menghemat emisi CO2 hingga 7,8 Gigatons pada tahun 2020.

Ada enam program unggulan RPI 2014-2019, yaitu: pertama, Proyek Ring Palapa dalam bentuk pembangunan serat optik ke 497 kab/kota; kedua, Pipa Bersama untuk akomodasi serat optik dari berbagai operator telekomunikasi; ketiga, Proyek Percontohan Pita Lebar Teresterial Perdesaan sebagai perpanjangan Palapa Ring di wilayah KPU dengan solusi nirkabel; keempat, Jaringan dan Pusat Data Pemerintah dalam bentuk pembangunan jaringan komunikasi intranet Pemerintah yang aman, khusus diperuntukkan komunikasi Pemerintah dengan kecepatan tinggi, serta gudang data yang terkonsolidasi; kelima, Reformasi Kewajiban Pelayanan Universal Reformasi Dana KPU untuk mengakomodasi pembangunan ekosistem pitalebar (tidak hanya infrastruktur); dan keenam, Program Pengembangan SDM dan Industri TIK Nasional Bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM TIK nasional dalam rangka mempercepat adopsi dan utilisasi pitalebar serta memperkuat manufaktur TIK nasional.

Selain enam program unggulan, ada juga enam sektor prioritas yang akan dibangun dalam RPI 2014-2019, yaitu e-Pemerintah, e-Kesehatan, e-Logistik, dan e-Pengadaan. “Adapun total anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan program ini sebesar Rp. 278.098,9 miliar,” kata Dr. Dedy Supriadi Priatna.