Gubernur, Bantuan Rp75 M Adalah Awal untuk Menjadikan Parepare Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru

Komentar Dinonaktifkan pada Gubernur, Bantuan Rp75 M Adalah Awal untuk Menjadikan Parepare Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru

PAREPARE — Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah memuji pembangunan dan kemajuan Kota Parepare di segala bidang.

Termasuk kerja sama dengan perusahaan Jepang dinilainya sebagai langkah luar biasa.

Hal ini diungkap gubernur saat menghadiri puncak peringatan HUT ke -59 Parepare di Lapangan Andi Makkasau, Senin, 18 Februari 2019.

“Saya ingin sampaikan selamat datang kepada Mr. Hirohisa Kawahara (Owner KaikouKai Medical Foundation, red),” ujar Nurdin Abdullah yang dilanjutkan dengan bahasa Jepang yang lugas membuat gemuruh ribuan undangan yang hadir.

Gubernur Nurdin menekankan, Parepare cocok menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Karena masyarakat Sulsel sudah cukup jenuh dengan pusat pertumbuhan ekonomi di Makassar.

“Parepare bisa ambil peran, karena memiliki banyak keunggulan. Pak wali tinggal poles dan bersinergi dengan pemerintah provinsi,” pinta gubernur.

Salah satu langkah itu adalah menjadikan Parepare, pusat pemeriksaan kesehatan (check-up) dan Hemodialisa.

Parepare bisa menjadi medical tourism atau berobat sambil berpariwisata, dengan hadirnya rumah sakit (RS) representatif.

RS Hasri Ainun Habibie di Parepare, dinilainya cocok menjadi rumah sakit berskala regional, karena itu Pemprov Sulsel membantu pembangunannya.

“Malu kan sedikit-sedikit berobat keluar, padahal ada Parepare yang siap. Parepare bisa menjadi medical tourism, atau berobat sambil berwisata,” tantang gubernur.

Gubernur pun menekankan, bantuan senilai Rp75 miliar untuk pembangunan RS Hasri Ainun Habibie, bukan yang terakhir tapi bantuan awal untuk menjadikan Parepare pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Pujian gubernur juga tertuju pada kerja sama Pemkot Parepare dengan perusahaan Jepang. KaikouKai Medical Foundation, perusahan Jepang yang bergerak di bidang kesehatan, memiliki 30 RS di negara itu siap membantu Parepare untuk pengembangan kesehatan.

“Orang Jepang tidak semudah itu bisa diajak kerja sama. Jepang itu sulit di depan mudah di belakang. Jadi pak
wali kota bisa hadirkan kerja sama ini berarti punya trust integritas yang tidak diragukan,” puji Nurdin yang kembali disambut gemuruh.

Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe tidak kalah memuji Gubernur Nurdin.

Dia mengaku banyak belajar dari gubernur saat dua periode memimpin Bantaeng.

Selain itu, gubernur punya historis dan ikatan emosional yang kuat dengan Parepare.

Gubernur kata dia, sama dengan wali kota lahir dan besar di Parepare, serta sempat mengenyam pendidikan di Parepare.

“Jadi gubernur dan Wali Kota Parepare memang punya sinergitas yang kuat,” tegas Taufan Pawe.

Taufan Pawe mengaku, tidak ingin Parepare tertinggal dengan daerah lain.
Pelayanan di berbagai bidang ditingkatkan.

Pelayanan kesehatan darurat gratis mobile Call Centre 112 ditingkatkan. Masyarakat yang dilayani Call Centre 112 terus meningkat dari tahun ke tahun.

“Sekarang sudah ada ambulans khusus untuk anak dan dokter anak yang siaga. Belum lagi jika RS Regional Hasri Ainun Habibie beroperasi pada 2020, akan membuat pelayanan kesehatan Parepare semakin baik,” kata Taufan.

Taufan juga mengemukakan, Parepare adalah yang pertama integrasikan BPJS Kesehatan untuk masyarakatnya, dan daerah pertama yang gratiskan beras Raskin, sekarang Rastra.

Pelayanan lain adalah surplus air bersih dari sebelumnya krisis air bersih. “Intinya, data dan angka Parepare tidak mengecewakan, karena itu sesuai data BPS,” tandas wali kota dua periode ini.

Puncak HUT ditandai dengan penyerahan bantuan gubernur kepada wali kota untuk pembangunan RS Hasri Ainun Habibie secara simbolis.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama wali kota dengan Owner KaikouKai Medical Foundation, Mr. Hirohisa Kawahara untuk pengembangan kesehatan di Parepare.

Penyerahan buku karya guru Parepare yang diinisiasi IGI Parepare berjudul “Prof Andalan Baper” dari Kepala SMPN 4 Parepare, Makmur SPd MM kepada gubernur.

Serta peresmian tujuh item proyek tahun anggaran 2018 senilai total Rp23 miliar secara simbolis. (*)